Jumat, 17 Juni 2011

senja mencekam

Kudapati wajahnya yg suram
Suara lirihnya skedar membagi kesunyian
Seakan hendak menumpahkan tangis yg tertahan
Ah taukah dia, hembusan nafasnya begitu menusuk tulang
Seakan tak sabar mengejar malam
Ku ingin ia temani waktuku dg tenang
Seperti hari2 yg telah hilang
Ku coba mencari celah di balik sketasanya yg kelam
0h senjaku kali ini begitu dingin mencekam

Senja berkabut

Sekiranya siluet tampak di sela ufuknya
Semuram rasa di antara semburat kelabunya
Sedingin kilauan sisa mentari di ujung cakrawala
Bahkan membeku seiring untaian hujan
Menyentuh nurani akan lemahnya asa
Membayangi imaji akan egonya dunia
Hanya kudapati sayu di sketsanya
Mungkin malu menampakkan kecantikannya
Mungkin juga takut dengan kabut yang menghalanginya
Bintang senjapun tak mampu menjangkaunya
Sekiranya kabut itu mampu terhapus oleh cahaya
Ah sungguh bumi ini sudah menua
Dimanakah mata hati kita berada

kau..

Kau adalah sayap pengangkat dan pelindung jiwaku
Kau adalah obor penerang dan penghangat hidupku
Saat jiwaku redup dan menggigil dalam gulitanya kesunyian
Aku akan selalu ada di sisimu sampai kau terlelap di heningnya malam
Dekaplah aku dengan sentuhan hangatmu biar aku rasakan dahagaku akan kerinduan
Kan aku dekap dengan kasih sayang dan buaian doa
Bawalah diriku ke taman hatimu mengarungi bahagia bersama
Bersama menciptakn naungan indah berkiblatkan syurga
Memaknai arti berbagi dalam kebesaran Rahmat-Nya.

senja ini..

ku lihat senja di antara sore dan malam
hembusan angin mulai menusuk tulang
daun-daun bergoyang seirama angin mendendang
ku termenung sejenak..
resapi artiku hari ini
ku dengar suara bangau putih berteriak,memanggil..
ku dengar panggilan Ilahi
untukku segera brserah diri
ku lalui hari ini detik demi detik
waktu serasa brjalan begitu cepat
tanpa aku sadari
aku di dalam senja ini
oh Tuhan..usiaku mulai menua..