Sabtu, 07 September 2013

PUBERTAS DINI PADA ANAK

Jumlah anak yang mengalami pubertas dini diukur dari perkembangan payudara dan bulu pubis, menurut laporan terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada 1970, rata-rata usia anak saat mendapatkan menstruasi pertama adalah 11,5. Tiga puluh tahun kemudian, turun menjadi 10. Perkembangan payudara bahkan sudah mulai satu atau dua tahun sebelum menstruasi pertama.
Pubertas Prekoks adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu sekitar umur 9-14 tahun pada anak perempuan dan usia 10-17 tahun pada anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu oleh otak secara spontan atau dikarenakan pengaruh bahan kimia dari luar tubuh dan biasanya proses ini dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak (kurang dari umur 9 tahun) dengan ditandai munculnya tanda-tanda kematangan organ reproduksi lebih awal dan telah berakhirnya masa pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal ini bisa merupakan bagian dari variasi perkembangan normal seseorang, namun bisa pula merupakan penyakit atau paparan hormon pertumbuhan yang tidak normal.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa semakin awal perempuan memasuki masa pubertas, resiko mereka mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental juga semakin besar. Sedang sebagain besar perempuan yang mengalami masa puber yang ‘normal’ tidak mengalami efek negatif tersebut.
Pubertas merupakan awal dari kematangan seksual yaitu ketika terjadi perubahan fisik, hormonal, dan seksual yang telah mampu untuk bereproduksi. Pubertas merupakan suatu proses yang alamiah dan pasti dialami oleh semua manusia dimana terjadi perubahan fisik dari tubuh anak-anak menjadi bertubuh layaknya orang dewasa dan telah memiliki kemampuan bereproduksi. Keadaan ini diinisiasi oleh sistem hormon dari otak yang menuju ke gonad (ovarium dan testes) dan meresponnya dengan menghasilkan berbagai hormon yang menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan, fungsi atau transformasi dari otak, tulang, otot, kulit, payudara, menstruasi dan organ-organ reproduksi lainnya, seperti organ genitalia (penis dan vagina) dan organ seksual sekunder lainnya (rambut pubis). Proses ini juga menandai peningkatan kematangan psikologis manusia secara sosial yang disebut telah menjadi seseorang remajaPubertas ditandai dengan pembesaran buah zakar (testis) diikuti pembesaran penis, pembesaran payudara pada wanita, tumbuhnya rambut pada kemaluan, menstruasi, bau badan serta pertumbuhan tinggi badan yang meningkat. Disebut pubertas dini yaitu jika anak mulai menunjukkan tanda-tanda pubertas sebelum memasuki usia pubertas anak-anak pada umumnya.
Pubertas merupakan fase transisi di mana terjadi perubahan dari masa anak-anak menuju dewasa. Di fase ini, tubuh disiapkan untuk menjadi dewasa dengan terjadinya perubahan pada fisik, hormon dan mental. Tapi beberapa faktor dapat menyebabkan anak mengalami pubertas lebih awal. Secara umum, tanda awal pubertas yang normal mulai muncul pada anak perempuan pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 9-14 tahun.
Perubahan hormon dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur tubuh. Dan tentu saja ada dampak buruk dari pubertas dini pada anak. Pubertas dini pada anak perempuan sering disebabkan oleh gangguan hormon di otak, yaitu di hipotalamus dan hipofise, sedangkan pada anak laki-laki karena tumor. Pubertas yang timbul lebih awal tidak hanya ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang besar dan lebih cepat tinggi, tapi tulang juga akan cepat menutup. Bila seorang remaja mengalami pubertas dini, awalnya pertumbuhan badannya akan lebih tinggi, tapi karena tulangnya menutup lebih cepat maka tubuhnya pada akhirnya akan menjadi lebih pendek dari anak lain yang mengalami pubertas normal.
Terlalu cepat pubertas juga akan menyebabkan hormon meningkat dan menjadikan anak menjadi “lebih cepat dewasa”, padahal secara mental anak belum siap untuk dewasa. Bila anak mulai mengenal dan menyenangi lawan jenis, ketidaksiapan mental ini dikuatirkan dapat menimbulkan peristiwa yang tidak diharapkan akibat dorongan hormonal tersebut.
Tidak hanya secara psikologi dan pertumbuhan badan, pubertas dini juga dapat meningkatkan resiko kanker dan tumor di kemudian hari. Pada anak perempuan dapat memicu kanker payudara. Pubertas dini meningkatkan resiko kanker dan tumor karena tingkat hormon estrogen, progesteron (pada wanita) dan testosteron (pada pria) dapat memicu beberapa tumor menjadi ganas.
Epidemiologi
Dari berbagai sumber seluruhnya menyatakan bahwa insiden Pubertas Prekoks dominan terjadi pada anak-anak perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini dimungkinkan karena Pubertas Prekoks membawa sifat genetik yang autosomal dominan dan lebih sering akibat paparan hormon estrogen dini pada usia bayi. Untuk anak perempuan sering diakibatkan etiologi yang idiopatik dan sebaliknya pada anak laki-laki secara signifikan terbanyak diakibatkan adanya penyakit pada otak

Tidak ada komentar:

Posting Komentar